Tahukah Anda, Pengertian Caching, Apa itu Cache dan Cached Data? Tujuan, Cara Kerja, Manfaat, Jenis dan Contoh serta Bagaimana Cara Menghapusnya! Sering diartikan sebagai tembolok atau memori singgahan yang merupakan mekanisme penyimpanan data sekunder dengan kecepatan tinggi untuk menyimpan data, jika Anda pernah menghapus riwayat browsing atau penjelajahan Anda, kemungkinan besar maka Anda telah menemukan frasa “bersihkan cache” di mana itu seringkali dieja dengan sebutan seperti kash atau cash.
Sebagai contoh misalnya seperti pada browser Google Chrome misalnya, jika Anda menghapus data penjelajahan Anda, maka setelah itu Anda diberi opsi untuk “menghapus gambar dan file yang disimpan dalam cache”, dan prosesnya biasanya digunakan untuk melindungi privasi Anda atau menghemat ruang storage (penyimpanan). Terkait hal tersebut, dalam postingan kali ini, Kami akan membahas secara lebih detail dan lengkap tentang apa itu pengertian caching dan cache serta yang dimaksud dengan cached data. Oke baiklah, mari kita simak ulasannya berikut!
Daftar Isi Konten:
Pengertian Caching
Caching adalah proses menyimpan salinan file dalam cache, atau lokasi penyimpanan sementara, sehingga mereka dapat diakses lebih cepat berdasarkan simpulan Kami yang bersumber dari Situs Cloudflare.
Secara teknis, caching atau cache adalah lokasi penyimpanan sementara untuk salinan file atau data, tetapi biasanya istilah ini digunakan untuk merujuk pada teknologi internet.
Server DNS men-cache catatan DNS untuk pencarian yang lebih cepat, konten men-cache server CDN untuk mengurangi latensi, dan browser web men-cache file HTML, JavaScript, dan gambar untuk memuat situs web lebih cepat.
Apa itu Cache?
Jadi, apa itu sebenarnya yang dimaksud dengan cache ini? Ya, seperti yang sudah Kami jelaskan di atas, terkait proses penggunaannya sendiri, kata ini seringkali dikenal dengan istilah caching.
Ini adalah lapisan penyimpanan data berkecepatan tinggi yang menyimpan subset data, biasanya bersifat sementara.
Itu dilakukan sehingga request atau permintaan di masa mendatang untuk data tersebut disajikan lebih cepat daripada yang dimungkinkan dengan mengakses lokasi penyimpanan utama data.
Caching memungkinkan Anda untuk menggunakan kembali data yang diambil atau dihitung sebelumnya secara efisien.
Caching sering diucapkan “cash-ing” adalah proses menyimpan data pada cache.
Cache merupakan area penyimpanan sementara.
Sebagai contoh misalnya, file yang Anda minta secara otomatis dengan melihat halaman web disimpan di harddisk Anda di subdirektori yang bernama”cache” di bawah direktori untuk browser Anda.
Pada browser, ketika Anda kembali ke halaman yang baru-baru ini Anda lihat, browser bisa mendapatkan file-file itu dari proses caching (cache) daripada menggunakan server asli.
Dimana hal itu tentunya menghemat waktu Anda dan menghemat beban tambahan lalu lintas jaringan.
Apa itu Cached Data?
Kemudian, ada juga istilah cached data. Ya, setiap aplikasi yang dibuka atau situs web yang dikunjungi, disana terjadi pertukaran atau barter informasi.
Pengguna dapat menikmati konten dengan imbalan info lokasi, perangkat apa yang mereka gunakan, browser apa yang mereka gunakan, waktu yang dihabiskan di halaman, dan perilaku pengguna lainnya.
Kemudian ada data yang di-cache, tapi data yang di-cache di ponsel saya?
Data yang di-cache adalah file, skrip, gambar, dan multimedia lain yang tersimpan di perangkat Anda setelah membuka aplikasi atau kegiatan untuk pertama kalinya.
Data ini kemudian digunakan untuk memuat informasi tentang aplikasi atau situs web dengan cepat setiap kali ditinjau kembali.
Laptop, tablet, smartphone PDA atau apapun itu tidak masalah.
Semua perangkat memiliki beberapa tingkat ruang yang disediakan untuk menyimpan jenis data ini agar bisa diakses cepat.
Pada intinya, cached data adalah informasi yang berasal dari tindakan Anda yang disimpan di device (perangkat) Anda.
Tujuan Caching
Agar lebih memahami tentang apa itu pengertian caching (cache), maka kita juga harus mengetahui tentang tujuan mereka.
Berdasarkan penjelasan tentang caching di atas, tujuan utama dari proses cache (caching) ini adalah untuk meningkatkan kinerja pengambilan data dengan mengurangi kebutuhan untuk mengakses lapisan penyimpanan yang lebih lambat.
Pada internet, caching browser web terjadi ketika browser menyimpan salinan file dari situs web pada hard drive perangkat pengguna.
Ketika halaman web di-cache, browser hanya perlu memuat potongan halaman baru atau yang diperbarui, yang memungkinkan browser untuk mengirimkan halaman dengan cepat bahkan jika koneksi internet lambat.
Browser menyimpan file-file ini sampai Time To Live (TTL) mereka berakhir atau sampai cache hard drive penuh.
Pengguna juga dapat menghapus cache browser mereka jika diinginkan.
Selain itu juga, caching DNS dilakukan di server DNS.
Server menyimpan pencarian DNS terbaru dalam cache mereka sehingga mereka tidak perlu meminta server nama dan dapat langsung membalas dengan alamat IP suatu domain (baca pengertian domain di sini).
Search engine atau mesin pencari juga men-cache halaman web yang sering muncul dalam hasil pencarian untuk menjawab pertanyaan pengguna bahkan jika situs web yang mereka coba akses sementara tidak tersedia atau tidak dapat merespons.
Ya, pada dasarnya caching (cache) digunakan karena penyimpanan massal, atau utama, tidak dapat memenuhi permintaan klien untuk cache.
Ini mempersingkat waktu ketika akses data, mengurangi latensi dan meningkatkan input dan output (I/O).
Karena hampir semua beban kerja aplikasi bergantung pada operasi I/O, caching akan meningkatkan kinerja aplikasi.
Cara Kerja dalam Caching (Cache)
Setelah kita mengetahui apa pengertian dan arti caching serta apa itu cache dan cached data, adalah juga merupakan hal yang penting bagi kita untuk memahami bagaimana cara kerjanya.
Benar, data dalam proses caching (cache) umumnya disimpan dalam perangkat keras akses cepat seperti Random Access Memory (RAM) dan juga dapat digunakan dalam korelasi dengan komponen perangkat lunak.
Dengan menukar kapasitas untuk kecepatan, caching atau cache biasanya menyimpan subset data secara sementara.
Berbeda dengan database yang datanya biasanya lengkap dan tahan lama. Beberapa poin penting untuk menjelaskan tentang cara kerja caching (cache) adalah:
- Dalam sistem yang tidak di-cache, tidak ada cache. Jadi, semua data yang dibutuhkan oleh processos selama eksekusi diperoleh dari memori utama. Ini adalah proses yang relatif memakan waktu.
- Sistem caching (cache) berisi memori cache, di mana setiap data yang dibutuhkan oleh prosesor terlebih dahulu dicari dalam memori cache. Jika tidak tersedia di sana, maka memori utama pun dicari. Sistem cache menghasilkan hasil yang lebih cepat daripada sistem yang tidak di- cache karena membaca data yang di-caching (cache) jauh lebih cepat daripada memori utama.
Untuk memahami cara kerja cache, pertimbangkan cache makanan dan persediaan lain seperti di dunia nyata.
Berbicara terkait hal tentang sejarah, caching atau cache adalah seperti ketika penjelajah Roald Amundsen melakukan perjalanan kembali dari perjalanannya ke Kutub Selatan pada tahun 1912.
Dia dan orang-orangnya bertahan hidup dari simpanan makanan yang mereka simpan di sepanjang jalan.
Hal ini jauh lebih efisien daripada menunggu pasokan dikirim dari base camp mereka saat mereka bepergian.
Tembolok (nama lain dari cache) di internet memiliki tujuan yang sama, yaitu mereka sementara menyimpan “persediaan”, atau konten, yang diperlukan bagi pengguna untuk melakukan perjalanan mereka di web.
Manfaat Caching atau Cache
Dalam membahas mengenai arti caching (cache), pastinya hal tersebut tidak terlepas daripada apa manfaat dalam menggunakannya bukan?
Ya, caching membantu membuat application (baca pengertian application di sini) baik itu browser dan lain sebagainya menjadi lebih cepat dan lebih efisien karena data disimpan secara lokal.
Untuk situs web atau browser, cached data akan memuatnya lebih cepat karena mereka dapat mengakses data lebih cepat dari folder lokal.
Gambar di beranda atau blog situs web, misalnya, itu juga bisa berukuran relatif besar sehingga dengan melakukan caching elemen-elemen ini berarti mereka hanya perlu diunduh sekali saja.
Analisis dan riset pasar telah menunjukkan bahwa sudah menjadi hal biasa bagi pengguna untuk meninggalkan situs web mereka jika website tersebut terlalu lama loading (memuat).
Oleh karena itu, menggunakan caching adalah salah satu manfaat dan keuntungan serta cara penting bagi pemilik situs web untuk meningkatkan user experience (UI) atau pengalaman Anda.
Jenis-Jenis Chaching (Cache) dan Contohnya
Dalam membahas tentang pengertian caching atau cache, pastinya kita juga harus mengetahui apa saja jenis dan macam serta contohnya bukan?
Kebanyakan proses caching terjadi tanpa pengguna mengetahuinya, sebagai contoh misalnya, ketika pengguna kembali ke halaman web yang baru-baru ini mereka akses.
Ya, browser dapat menarik file-file itu dari caching (cache) daripada mengambil dari web server asli karena telah menyimpan aktivitas pengguna.
Penyimpanan informasi tersebut menghemat waktu pengguna dengan membuatnya lebih cepat, dan mengurangi lalu lintas di jaringan.
Adapun jenis-jenis caching (cache) yang perlu untuk kalian ketahui adalah sebagai berikut.
a. Browser Cache
Jenis yang pertama adalah browser cache. Sebagian besar peramban web meng-cache data halaman web secara default.
Contohnya misalnya, ketika Anda mengunjungi halaman web, browser dapat men-cache HTML (baca pengertian HTML di sini), gambar, dan file CSS atau JavaScript apa pun yang dirujuk oleh halaman.
Saat Anda menelusuri halaman lain di situs yang menggunakan gambar, CSS, atau JavaScript yang sama, browser Anda tidak perlu mengunduh ulang file tersebut.
Sebagai gantinya, browser dapat memuatnya dari cache, yang disimpan di hard drive lokal Anda.
b. Memory Cache
Jenis caching yang berikutnya adalah memory cache. Ini adalah penyimpanan yang terjadi ketika aplikasi sedang berjalan, mungkin cache data tertentu dalam memori sistem, atau RAM.
Contohnya misalnya seperti jika Anda mengerjakan proyek video, editor video dapat memuat klip video dan trek audio tertentu dari hard drive ke dalam RAM.
Karena RAM dapat diakses jauh lebih cepat daripada harddisk atau hard drive, ini mengurangi jeda pada saat mengimpor dan mengedit file.
c. Disk Cache
Jenis selanjutnya adalah macam disk cache. Sebagian besar HDD dan SSD menyertakan sejumlah kecil RAM yang berfungsi sebagai cache disk.
Disk cache biasa untuk hard drive 1 Tera Byte (TB) adalah berukuran 32 Mega Byte (MB), sedangkan hard drive 2 TB mungkin memiliki cache sebesar 64 MB.
Jumlah RAM yang kecil ini dapat membuat perbedaan besar dalam kinerja sebuah drive.
Contohnya misalnya, ketika Anda membuka folder dengan sejumlah besar file, referensi ke file tersebut dapat secara otomatis disimpan dalam cache disk.
Kemudian, ketika lain kali Anda membuka folder, daftar file mungkin dimuat secara instan alih-alih mengambil beberapa detik dalam prosesnya untuk muncul.
d. Processor Cache
Jenis dan macamnya yang terakhir yang dapat Kami jelaskan di sinia dalah processor cache.
Ya, Cache prosesor lebih kecil dari disk cache untuk melakukan caching, ini karena cache pada processor (baca pengertian processor di sini) berisi blok data yang sangat kecil.
Misalnya seperti instruksi yang sering digunakan, yang dapat diakses dengan cepat oleh CPU.
Prosesor modern sering berisi L1 cache yang berada tepat di sebelah prosesor dan L2 cache yang berada sedikit lebih jauh.
L1 cache adalah yang terkecil (yaitu sekitar 64 KB), sedangkan L2 cache mungkin sekitar 2 MB.
Beberapa prosesor kelas atas bahkan juga menyertakan L3 cache, yang lebih besar dari cache L2.
Saat prosesor mengakses data dari cache level yang lebih tinggi, prosesor juga dapat memindahkan data ke cache level yang lebih rendah untuk akses yang lebih cepat di lain waktu.
Seperti yang sudah Kami jelaskan di atas, kebanyakan caching (cache) dilakukan dalam background (latar belakang), sehingga Anda bahkan tidak akan menyadari bahwa itu sedang terjadi.
Faktanya, satu-satunya dari cache di atas yang dapat Anda kendalikan adalah browser cache.
Anda dapat membuka preferensi browser Anda untuk melihat pengaturan cache dan mengubah ukuran cache browser Anda atau mengosongkan cache jika diperlukan.
Cara Clear Cache atau Menghapus Caching
Lalu bagaimana cara untuk menghapus cache? Ya, seperti yang sudah Kami jelaskan di atas, proses ini hanya dapat Anda lakukan pada jenis cache yang dapat Anda control (kendalikan) seperti aplikasi browser.
Menghapus cache Anda akan menghapus data yang tersimpan, login dan informasi lebih lanjut, jadi lakkanlah ini dengan hati-hati.
Berikut ini adalah beberapa cara clear cache atau menghapus caching dalam beberapa aplikasi browser yang berbeda.
1. Google Chrome
Yang pertama adalah cara clear cache pada Google Chrome.
Pertama-tama, buka Chrome dan klik baris tiga titik vertikal di sudut kanan atas (di ujung bilah alamat) untuk membuka menu pengaturan.
Buka more tools dan pilih clear browsing data, klik kotak centang untuk cookie dan data plug-in situs dan plug-in lainnya serta gambar dan file yang di-cache.
Gunakan menu untuk memilih jumlah data yang ingin Anda hapus, mulai dari menghapus semuanya dari hari sebelumnya, hingga “awal waktu” jika Anda ingin menghapus semuanya.
Setelah menentukan pilihan, klik clear data.
Prosesnya serupa untuk Chrome di Android dan iOS.
2. Safari
Selanjutnya adalah pada browser Safari. Caranya adalah dengan memilih history, lalu pilih clear history untuk menghapus data yang disimpan di Safari.
Menu drop-down (tarik-turun) akan muncul, yang memungkinkan Anda memutuskan untuk menghapus semua data dari jam terakhir, hari ini, hari ini dan kemarin, dan seluruh riwayat.
Ini menghapus riwayat Anda serta cookie Anda dan seluruh cache browser.
Atau, pilih entri dari daftar, klik kanan dan pilih Hapus jika Anda ingin menghapus situs indvidual.
3. Firefox
Pada browser Firefox, klik tombol menu, pilih histori, lalu clear history, pilih berapa banyak riwayat yang ingin Anda hapus dengan memilih rentang waktunya.
Selanjutnya, klik panah di samping detail untuk memilih informasi apa yang akan dihapus.
Terakhir, klik tombol clear now.
4. Internet Explorer
Pada browser Internet Explorer, buka tools, melalui ikon roda gigi, klik security dan pilih clear browsing history.
Menu ini juga dapat dibuka dengan menahan tombol Ctrl + Shift + Delete
.
Pilih data mana yang ingin Anda hapus dengan menghapus centang pada kotak, dan dengan memeriksa file internet Sementara dan cookie, klik delete.
5. Microsoft Edge
Pada browser Microsoft Edge, pilih more tools, kemudian pilih tab privacy and security, lalu akan muncul ekstensi tab yang menyediakan pilihan, di mana salah satunya adalah untuk menghapus riwayat penjelajahan.
Klik tombol choose what to clear, kemudian centang data browser yang ingin Anda hapus, jika sudah pilih dan klik tombol clear.
6. Android
Anda juga dapat menghapus cache di Android, untuk membebaskan ruang telepon misalnya, di pengaturan.
Buka “aplikasi” (ergantung pada model dan versi perangkat Anda) pada menunya, cari menu penyimpanan, kemudian buka aplikasi yang cachenya ingin Anda hapus.
Jika sudah, klik dan buka aplikasinya, maka tombol-tombol untuk membersihkan cache dan data aplikasi akan menjadi terlihat dan Anda dapat melihat berapa banyak penyimpanan yang digunakan, serta Anda dapat menghapusnya.
7. iOS
Dengan cara yang mirip dengan Android, buka pengaturan, kemudian pilih umum, lalu cari penyimpanan & penggunaan iCloud.
Kemudian pada menu penyimpanan, pilih kelola penyimpanan untuk melihat penyimpanan yang digunakan oleh masing-masing aplikasi, pilih dari daftar dan buka documents & data.
Jika ini menghabiskan lebih dari 500MB, hapus dan instal ulang untuk membersihkan space (ruang) dari aplikasi tersebut.
Kesimpulan
Oke, sudah cukup jelas bukan? Baiklah, jadi berdasarkan penjelasan dan pembahasan Pengertian Caching, Apa itu Cache dan Cached Data? Tujuan, Cara Kerja, Manfaat, Jenis dan Contoh serta Bagaimana Cara Menghapusnya di atas, dapat kita simpulkan bahwa cache atau caching adalah proses menyimpan data sementara sehingga situs, browser, atau aplikasi tidak perlu mengunduhnya setiap kali.
Anda dapat membandingkannya seperti saat melakukan perjalanan. Jika Anda berkendara ke lokasi baru untuk pertama kalinya, otak Anda menyimpan informasi tentang perjalanan itu, lain kali Anda bepergian ke lokasi itu, Anda dapat menggunakan pengetahuan ini untuk membantu Anda mengenali tanda dan dapat sampai di sana lebih cepat.
Penutup
Demikianlah ulasan yang dapat Kami bagikan dalam postingan yang membahas mengenai Pengertian Caching, Apa itu Cache dan Cached Data? Tujuan, Cara Kerja, Manfaat, Jenis dan Contoh serta Bagaimana Cara Menghapusnya kali ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan Kita semua terutama dalam mengetahui istilah-istilah teknologi yang harus diketahui dalam belajar teknologi informasi.
Silahkan share artikel atau ulasan Kami di sini kepada teman, kerabat serta mitra kerja dan bisnis kalian semua jika kalian rasa ini bermanfaat. Sekian dari Saya Rifqi Mulyawan, Terima Kasih.
Postingan ini juga tersedia dalam versi: